Jumat, 13 Juni 2014

Wabah Galau di Kalangan Remaja



Masa remaja adalah masa yang bisa dibilang labil sehingga stress dan depresi masih sering terjadi. Stress atau depresi di kalangan remaja jaman sekarang lebih dikenal dengan sebutan galau. Akhir-akhir ini saya banyak mendapati teman saya yang hatinya sedang gundah gulana, sedih gak bersemangat. Entah itu galau karena masalah sekolah, cowok, keluarga,cewek, sahabat, atau yg lain. Sekarang galau menjadi terkenal di kalangan masyarakat terutama remaja. Hal tersebut mendorong saya untuk menulis artikel ini. Sebenarnya apa galau itu? Apa penyebabnya? Baik atau tidak untuk kita? Di sini saya akan membahasnya.
Galau memiliki banyak definisi, galau itu adalah suatu keadaan dimana kita sedang memikirkan suatu masalah secara berlebihan, bingung apa yang harus kita lakukan dengan masalah itu, hingga menimbulkan efek emosi yang labil, pikiran pusing, bahkan mendadak insomnia. Bisa juga diartikan sebagai suatu keadaan batin yang diliputi kekhawatiran akibat perasaan seperti takut, tidak aman, ledakan perasaan yang berlebihan, cemas dan berbagai tekanan lainnya, yang merusak keseimbangan tubuh.
Sebenarnya perasaan galau muncul disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya:
1.      Social media
Sosial media memiliki pengaruh penting yang menyebabkan seseorang menjadi Galau, entah itu karena facebook, twitter, atau social media lainnya. Misalnya kamu lagi punya masalah kecil dan gak kamu pikirin, ketika itu kamu melihat status teman-teman kamu di fb atau twitter yang lagi Galau, padahal masalah mereka tuh gak seberapa dibanding masalah yang sedang kamu hadapi, otomatis kamu merasa bahwa masalah kamu sangat lah besar, hingga kamu semakin memikirkan masalah itu, sampai kamu menjadi galau. Pada jejaring sosial seperti biasa, tingkat kegalauan anak muda Indonesia sedang meningkat di malam hari terutama malam minggu. Bagi saya, hal ini sebenarnya menyatakan satu hal, bahwa pikiran dan emosi kaum muda kita terkuras oleh hal-hal yang tidak begitu penting.
2.      Kurang teman
Kamu yang lagi punya banyak masalah, tapi bingung mau cerita atau curhat ke siapa, karena kamu kurang memiliki banyak teman atau gak punya teman dekat yang bisa diajak curhat. Dari sini lah perasaan Galau itu mulai muncul karena masalah yang sedang kita hadapi cuman bisa kita pendam dalam hati. Apalagi bila hal itu berlangsung terlampau lama, perasaan Galau itu bisa berubah menjadi musibah, yaitu menyebabkaan kita sakit.
3.      Jarang Ibadah
Kita hidup didunia ini pastinya meyakini adanya Tuhan. Semua kehidupan di dunia ini sudah diatur sama yang Diatas, termasuk masalah yang sedang kita hadapi. Karena nya ketika kita lagi punya masalah, baik nya jangan cuma bisa mengeluh, mengeluh dan mengeluh pada orang lain, tapi laporkan masalah kita itu kepada Tuhan. Beribadah dan berdoa memohon petunjuk Nya dan meminta supaya masalah kita itu segera berakhir dan ada jalan keluar yang terbaik bagi kita dan orang lain. Bila kita jarang ibadah dan sering melukan Dia, maka perasaan Galau itu akan semakin nyata.
4.      Tayangan media
Hampir tiap hari kita disuguhkan dengan tayangan-tayangan di televisi yang berisi tentang masalah-masalah kehidupan manusia, entah itu nyata (berita) atau cuman rekayasa (sinetron). Ambil contoh saja sinetron, yang sering bercerita tentang masalah cinta, rebutan harta, atau seorang anak yang tertukar. Sehingga karena kita terlalu sering melihat tayangan-tayangan seperti itu, pada akhirnya mental kita ikut terbawa seperti sinetron yang cengeng, mudah emosi, atau mudah berperasangka buruk sama orang lain. Efek dari itu semua yang menyebabkan mental kita menjadi lemah ketika suatu masalah menimpa kita, mudah menyerah, dan gampang emosi. Pada akhirnya perasaan Galau itu akan menghinggapi kita. 

Sebenarnya masih banyak faktor-faktor lain yang menyebabkan kita menjadi Galau, tapi intinya kita jangan terlalu memikirkan terlalu berlebihan tentang masalah yang sedang kita hadapi, karena itu akan menambah parah rasa Galau itu.
Sebenarnya galau berdampak negatif bagi kesehatan kita, terutama hal tersebut dapat menyebabkan serangan jantung. Alasannya adalah bahwa rangsangan berlebihan pada sistem saraf simpatik, yang dimulai oleh hipotalamus, juga mengakibatkan pengeluaran insulin yang berlebihan, sehingga menyebabkan penimbunan kadar insulin dalam darah. Ini adalah permasalahan yang teramat penting. Sebab, tak satu pun keadaan yang berujung pada penyakit jantung koroner memainkan peran yang sedemikian paling penting dan sedemikian berbahaya sebagaimana kelebihan insulin dalam darah. Para ilmuwan telah mengetahui bahwa semakin parah tingkat kecemasan (galau), maka akan semakin lemahlah peran positif sel-sel darah merah di dalam darah. Menurut sebuah penelitian yang dikembangkan oleh Linda Naylor, pimpinan perusahaan alih teknologi Universitas Oxford, pengaruh negatif berbagai tingkatan stres pada sistem kekebalan tubuh kini dapat diukur. Singkatnya, galau merusak keseimbangan alamiah dalam diri manusia. Mengalami keadaan yang tidak normal ini secara terus-menerus akan merusak kesehatan tubuh, dan berdampak pada beragam gangguan fungsi tubuh.
Selain berdampak negatif kepada diri sendiri, perasaan galau juga bisa berdampak buruk kepada orang-orang sekitar. Oleh karena itu, kita harus mengatasi rasa galau diantaranya dengan:
1.      Jangan pernah menyalahkan diri sendiri atas apa yang telah terjadi.
2.      Memainkan games favorit Anda.
3.      Pahami bahwa setiap ujian yang terjadi adalah bentuk ujian yang diberikan Tuhan untuk menaikkan derajat atau level Anda.
4.   Saat menghadapi suatu maslah, jangan pernah menghindarinya melainkan menghadapinya dengan tabah.
5.      Temui dan ajak teman-teman, sahabat atau orang lain yang dapat di percaya untuk curhat.
6.      Mencari kesibukan yang bersifat positif.
7.      Menghindari menonton sinetron dan mendengarkan lagu-lagu sedih.
8.      Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam kenyataannya galau bahaya untuk kita. Ingat tidak dengan hukum kekekalan energi? Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Artinya, jika kita menggunakan pikiran dan tenaga untuk sesuatu yang tidak penting (galau), maka kita akan kekurangan pikiran dan tenaga untuk berbuat sesuatu yang berguna bagi bangsa, bahkan untuk diri kita sendiri. Lagi pula waktu kita tidak banyak, rata-rata hanya sekitar enam puluhan tahun untuk kita dapat memberikan sesuatu yang terbaik untuk keluarga, agama, dan Indonesia. Selagi masih muda, jangan buang-buang waktu dan energi. Kita memang masih muda, tapi suatu saat kita akan dewasa dan akan menjadi orang tua bagi anak-anak kita. Apakah kalian mau anak kalian ikut merasakan kesedihan akibat dampak dari galau-galau yang menumpuk sejak muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar