6. Sebutkan jenis-jenis manusia
purba di Indonesia!
Jawab:
Jenis manusia purba yang hidup di Indonesia adalah
1.
Lapisan tanah Pleistocen bawah/
Dillivium bawah/ lapisan Jetis
§
Meganthropus Paleojavanicus
§
Pithecanthropus Mojokertensis
§
Phitecanthropus Robustus
2.
Lapisan tanah Pleistocen TengahPleistocen
tengah/ Dillivium tengah/ lapisan Trinil
§
Phitecanthropus Erectus
3.
Lapisan Pleistocen atas/ Dillivium Atas/
lapisan Ngandong
§
Homo Soloensis
§
Homo Wajakensis
4.
Jaman Holocen/ Alluvium
§
Homo Sapiens
7. Sebut hasil kebudayaan
India yang mempengaruhi kebudayaan Indonesia!
Jawab:
·
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha
terhadap seni bangunan
Pengaruh kebudayaan
Hindu-Buddha dalam bidang arsitektur atau seni bangunan dapat kita lihat dengan
jelas pada candi-candi. Ada perbedaan fungsi antara candi dalam agama
Hindu dan candi dalam agama Buddha. Dalam agama Hindu, candi difungsikan
sebagai makam Adapun dalam agama Buddha, candi berfungsi sebagai tempat
pemujaan atau peribadatan.
Meski difungsikan sebagai
makam, namun tidak berarti bahwa mayat atau abu jenazah dikuburkan dalam candi.
Benda yang dikuburkan atau dicandikan adalah macam-macam benda yang disebut
pripih. Pripih ini dianggap sebagai lambang zat jasmaniah yang rohnya sudah
bersatu dengan dewa penitisnya.
Pripih ini diletakkan
dalam peti batu di dasar bangunan, kemudian di atasnya dibuatkan patung dewa
sebagai perwujudan sang raja. Arca perwujudan raja itu umumnya adalah Syiwa
atau lambang Syiwa, yaitu lingga. Pada candi Buddha, tidak terdapat pripih dan
arca perwujudan raja. Abu jenazah raja ditanam di sekitar candi dalam bangunan
stupa. Bangunan candi terdiri atas tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap.
a.
Kaki candi berbentuk persegi (bujur
sangkar). Di tengah-tengah kaki candi inilah ditanam pripih.
b.
Tubuh candi terdiri atas sebuah bilik
yang berisi arca perwujudan. Dinding luar sisi bilik diberi relung (ceruk) yang
berisi arca. Dinding relung sisi selatan berisi arca Guru, relung utara berisi
arca Durga, dan relung belakang berisi arca Ganesha. Relung-relung untuk candi
yang besar biasanya diubah.
c.
Atap candi terdiri atas tiga tingkat.
Bagian atasnya lebih kecil dan pada puncaknya terdapat lingga atau stupa.
Bagian dalam atap (puncak bilik) ada sebuah rongga kecil yang dasarnya berupa batu
segi empat dengan gambar teratai merah, melambangkan takhta dewa. Pada upacara
pemujaan, jasad dari pripih dinaikkan rohnya dari rongga atau diturunkan ke
dalam arca perwujudan. Hiduplah arca itu menjadi perwujudan almarhum sebagai
dewa.
Bangunan candi di
Indonesia yang bercorak Hindu, antara lain, candi Prambanan, candi Sambisari,
candi Ratu Boko, candi Gedongsongo, candi Sukuh, candi Dieng, candi Jago, candi
Singasari, candi Kidal, candi Panataran, candi Surawana, dan gapura Bajang
Ratu. Bangunan candi yang bercorak Buddha, antara lain, candi Borobudur, candi
Mendut, candi Pawon, candi Kalasan, candi Sewu, candi Sari, dan candi Muara
Takus.

a)
Patirtan atau pemandian, misalnya, patirtan
di Jalatunda dan Belahan (lereng Gunung Penanggungan), di candi Tikus
(Trowulan), dan di Gona Gajah (Gianyar, Bali).
b)
Candi Padas di Gunung Kawi,
Tampaksiring. Di tempat ini terdapat sepuluh candi yang dipahatkan seperti
relief pada tebing-tebing di Pakerisan.
c)
Gapura yang berbentuk candi dan memiliki
pintu keluar masuk. Contoh candi semacam ini adalah candi Plumbangan,
candi Bajang Ratu, dan candi Jedong.
d)
Jenis gapura lainnya yang berbentuk
seperti candi yang dibelah dua untuk jalan keluar masuk. Contoh candi
semacam ini adalah candi Bentar dan candi Wringin Lawang.
·
Seni rupa,
dan seni ukir.
Akulturasi dalam bidang seni rupa, dan seni ukir terlihat
pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi.
Sebagai contoh: relief yang dipahatkan pada Candi
Borobudur bukan hanya menggambarkan riwayat sang budha tetapi juga terdapat
relief yang menggambarkan lingkungan alam Indonesia. Terdapat pula relief yang
menggambarkan bentuk perahu bercadik yang menggambarkan kegiatan nenek moyang bangsa
Indonesia pada masa itu.
· Seni Hias
Unsur-unsur India tampak pada hiasan-hiasan yang ada di
Indonesia meskipun dapat dikatakan secara keseluruhan hiasan tersebut merupakan
hiasan khas Indonesia. Contoh hiasan : gelang, cincin, manik-manik.
· Aksara/tulisan
Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang
terdapat pada prasasti-prasasti(abad 5 M) tampak bahwa bangsa Indonesia telah
mengenal huruf Pallawa (Kawi) dan bahasa Sansekerta. Sejak prasasti
Dinoyo (760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang dipakai di Indonesia dan
bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti tetapi yang dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo
berhubungan erat dengan Candi Badut yang ada di Malang.
· Kesusastraan
Setelah kebudayaan tulis seni sastrapun
mulai berkembang dengan pesat.
Seni sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi). Tembang
jawa kuno umumnya disebut kakawin. Irama kakawin didasarkan pada irama
dari India. Kitab cerita
lainnya yang bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan serta uraian
sejarah, seperti Negarakertagama.
· Pemerintahan
Masuknya
pengaruh India menyebabkan muncul sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan,
yang diperintah oleh seorang raja secara turun-temurun. Peran raja di Indonesia
berbeda dengan di India dimana raja memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk
menentukan segalanya. Di Indonesia, raja memerintah atas nama desa-desa dan
daerah-daerah. Raja bertindak ke luar sebagai wakil rakyat yang mendapat
wewenang penuh. Sedangkan ke dalam, raja sebagai lambang nenek moyang yang
didewakan.
· Sosial.
Masuknya
pengaruh India di Indonesia menyebabkan mulai adanya penerapan hukuman terhadap
para pelanggar peraturan atau undang-undang juga diberlakukan. Hukum dan
Peraturan menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi.
Kehidupan sosial masyarakat Indonesia juga tampak pada sistem gotong-royong.
Dalam
perkembangannya kehidupan sosial masyarakat Indonesia distratifikasikan
berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat.
· Kepercayaan
Sebelum pengaruh India berkembang di
Indonesia, masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan
terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme).
Bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha meskipun unsur kepercayaan
asli tetap hidup sehingga kepercayaan agama Hindu-Budha bercampur dengan unsur
penyembahan roh nenek moyang. Hal ini tampak pada fungsi candi di Indonesia.
8.
Bagaimana proses masuknya
agama dan kebudayaan Hindu/ Budha ke Indonesia berdasar
a.
Teori Brahmana
b.
Teori Ksatria
c.
Teori Waisya
d.
Teori Arus Balik
Jawab:
a. Teori Brahmana
Teori ini diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama
Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum
Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan
Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia
atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
Kelebihan
§ Mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
§ Hanya para Brahmana yang bisa melakukan upacara khusus yang menjadikan seseorang
menjadi pemeluk hindu (Vratyastoma)
Kelemahan
§ Dalam tradisi agama Hindu terdapat pantangan bagi kaum Brahmana untuk
menyeberangi lautan
b. Teori Ksatria
Teori ini diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang
membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit,
karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit
yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga
mendirikan kerajaan di Indonesia.
Kelebihan
§ Semangat berpetualang dan menaklukan daerah lain, pada saat itu umumnya
dimiliki oleh para Ksatria (keluarga kerajaan)
Kelemahan
§ Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
§ Apabila daerah Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaan- kerajaan
India, tentunya ada bukti prasasti (jaya prasasti/jayastamba/tugu kemenangan)
yang menggambarkan penaklukkan tersebut. Akan tetapi, baik di India maupun Indonesia
tidak ditemukan prasasti semacam itu. Adapun prasasti Tanjore yang menceritakan
tentang penaklukkan kerajaan Sriwijaya oleh salah satu kerajaan Cola di India,
tidak dapat dipakai sebagai bukti yang memperkuat hipotesis ini. Hal ini
disebabkan penaklukkan tersebut terjadi pada abad ke-11 sedangkan bukti-bukti
yang diperlukan harus menunjukkan pada kurun waktu yang lebih awal.
c. Teori Waisya
Teori ini diutarakan
oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh
kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang
menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
Kelebihan
§ Pedagang tentu membutuhkan area perdagangan yang luas agar lebih untung.
§ Agama Hindu bisa didapat hanya karena keturunan, maka para pedaganglah yang
berketurunan dengan orang Indonesia agar agama Hindu tersebar.
Kelemahan
§ Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
§ Peta persebaran kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia yang lebih
banyak berada di pedalaman. Namun apabila pengaruh tersebut dibawa oleh para
pedagang India, tentunya pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha akan lebih banyak
berada di daerah pesisir pantai.
d. Teori Arus
Balik
Teori yang
menekankan peranan aktif bangsa Indonesia. Teori ini dikemukakan oleh Coedes
dan Bosch.
Coedes
mengatakan bahwa setelah hubungan dagang antara Indonesia dengan India
dilakukan banyak pedagang Indonesia yang pergi ke India. Mereka mendatangi
tempat-tempat penting di India dan pusat kebudayaannya. Setelah pulang mereka
menyebarkan Hinduisme di Indonesia. Teori ini disebut teori arus balik.
Bosch
mengemukakan teori arus balik yang sama seperti George Coedes, Bosch mengakui
peranan India, yaitu kaum Brahmana dalam proses penyebaran pengaruh India.
Namun ia juga menyoroti pula peranan orang-orang Indonesia dalam menyebarkan
Hinduisme. Hal ini dikarenakan adanya hubungan dagang dan kebudayaan. Jadi,
penyebaran Hindu Buddha ke Indonesia dilakukan baik oleh brahmana maupun
pedagang dari Indonesia sendiri yang turut berperan dalam penyebaran kebudayaan
Hindu Buddha di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar